Bagaimana bila Muncul Demam akibat Vaksinasi pada Bayi?
Saat disuntik vaksin, bayi mungkin akan menangis dan marah
selama beberapa menit yang kemudian mereda di dalam pelukan hangat
Bunda. Namun bagaimana bila setelah divaksin, ternyata bayi mengalami
demam?
Sebagian bayi mungkin akan merasakan efek samping imunisasi yang umumnya bersifat ringan dan berlangsung singkat, antara lain demam, rewel, termasuk kemerahan dan bengkak/nyeri pada area tubuh yang disuntik. Selain itu, demam sangat umum terjadi pada bayi setelah penyuntikan vaksin Meningitis B atau MenB.
Bila bayimu mengalami demam usai diberikan vaksin, Bunda dapat memberikan obat peringan rasa sakit seperti ibuprofen ataupun paracetamol, meski tetap harus disesuaikan dengan resep dari dokter. Perlu diingat bahwa paracetamol khusus bayi dapat diberikan kepadanya jika sudah berusia di atas dua bulan, sedangkan ibuprofen hanya boleh diberikan bila bayimu sudah berusia di atas tiga bulan dengan berat lebih dari 5 kg atau jika pemberian paracetamol tidak disarankan oleh dokter.
Sementara itu, Bunda direkomendasikan untuk memberikan paracetamol dalam bentuk suspensi alias bubuk yang kemudian dilarutkan ke dalam sirop kepada bayi sesaat setelah mendapatkan suntikan vaksin MenB, bahkan bila Si Kecil tidak menunjukkan tanda-tanda demam.
Sebuah studi kecil mengungkapkan bahwa pemberian paracetamol dalam rangka mencegah demam pada anak justru mengurangi efektivitas vaksin. Studi tersebut juga menemukan bahwa anak-anak yang diberikan paracetamol sebelum imunisasi akan memproduksi antibodi dalam tubuh yang lebih sedikit dalam merespons vaksin. Nah, masalahnya jika antibodi yang diproduksi lebih sedikit, pemberian vaksin akan menjadi tidak berguna sebagaimana mestinya.
Sumber: https://www.alodokter.com/bagaimana-bila-muncul-demam-akibat-vaksinasi-pada-bayi
Sebagian bayi mungkin akan merasakan efek samping imunisasi yang umumnya bersifat ringan dan berlangsung singkat, antara lain demam, rewel, termasuk kemerahan dan bengkak/nyeri pada area tubuh yang disuntik. Selain itu, demam sangat umum terjadi pada bayi setelah penyuntikan vaksin Meningitis B atau MenB.
Bila bayimu mengalami demam usai diberikan vaksin, Bunda dapat memberikan obat peringan rasa sakit seperti ibuprofen ataupun paracetamol, meski tetap harus disesuaikan dengan resep dari dokter. Perlu diingat bahwa paracetamol khusus bayi dapat diberikan kepadanya jika sudah berusia di atas dua bulan, sedangkan ibuprofen hanya boleh diberikan bila bayimu sudah berusia di atas tiga bulan dengan berat lebih dari 5 kg atau jika pemberian paracetamol tidak disarankan oleh dokter.
Sementara itu, Bunda direkomendasikan untuk memberikan paracetamol dalam bentuk suspensi alias bubuk yang kemudian dilarutkan ke dalam sirop kepada bayi sesaat setelah mendapatkan suntikan vaksin MenB, bahkan bila Si Kecil tidak menunjukkan tanda-tanda demam.
Jangan Berikan Paracetamol sebelum Divaksin
Bunda mungkin berpikir untuk memberikan paracetamol kepada Si Buah Hati sebelum dia divaksin dengan tujuan mencegah demam dan tidak enak badan. Namun, nyatanya yang benar adalah tidak memberikan paracetamol sebelum imunisasi agar vaksin bisa bekerja lebih baik.Sebuah studi kecil mengungkapkan bahwa pemberian paracetamol dalam rangka mencegah demam pada anak justru mengurangi efektivitas vaksin. Studi tersebut juga menemukan bahwa anak-anak yang diberikan paracetamol sebelum imunisasi akan memproduksi antibodi dalam tubuh yang lebih sedikit dalam merespons vaksin. Nah, masalahnya jika antibodi yang diproduksi lebih sedikit, pemberian vaksin akan menjadi tidak berguna sebagaimana mestinya.
Apakah Ada Risiko Kondisi Berbahaya setelah Pemberian Vaksin?
Bila setelah diberikan vaksin, Si Kecil mengalami salah satu gejala berikut, segera cari bantuan medis darurat.
Kejang. Kejang demam
terkadang dapat terjadi pada anak-anak yang mengalami peningkatan suhu
tubuh hingga 38°C atau lebih. Segera periksakan kepada dokter untuk
mengobati demam langsung. Jika kejang muncul, sembari mencari bantuan
medis darurat, lakukan langkah pertolongan pertama untuk kejang demam pada bayi.
Perubahan perilaku,
meliputi kebingungan, sangat mengantuk dan sulit dibangunkan, tidak
merespons ketika diajak berbicara atau disentuh, pingsan atau kehilangan
kesadaran.
Reaksi alergi, seperti
denyut jantung cepat, kesulitan bernapas, mengi atau napas berbunyi,
gatal-gatal, suara serak, pucat, lemah, atau pusing. Walaupun reaksi
alergi terhadap vaksin sangat jarang terjadi, namun tetap berisiko
terjadi. Bunda tidak perlu cemas karena alergi bisa sepenuhnya
ditangani.
Pada kasus yang sangat jarang, anak bisa
mengalami reaksi alergi parah dalam beberapa menit setelah penyuntikan
yang disebut dengan reaksi anafilaksis.
Reaksi ini menyebabkan kesulitan bernapas atau bahkan terkadang
kehilangan kesadaran. Meski begitu, suster atau dokter yang memberikan
vaksin sudah terlatih untuk menangani reaksi anafilaksis semacam ini
sehingga anak bisa pulih sepenuhnya dengan perawatan yang tepat.
Selain kondisi darurat di atas, periksakan anak kepada dokter bila
bayimu yang berusia di bawah tiga bulan mengalami demam 38°C atau lebih
tinggi, demam berlangsung lebih dari dua hari setelah pemberian
vaksinasi, kemerahan dan bengkak di area bekas suntikan tidak kunjung
hilang lebih dari dua hari, maupun tiap ada kemunculan reaksi yang Bunda
nilai tidak biasa.Sumber: https://www.alodokter.com/bagaimana-bila-muncul-demam-akibat-vaksinasi-pada-bayi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar